“Menembus Batas Pulau: Dua Mahasiswa PBA UIN SAIZU Purwokerto Dakwah Islam di Pedalaman Sabah, Malaysia”

Sabah, Malaysia – Dalam misi yang penuh tantangan dan semangat dakwah, dua mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto melakukan perjalanan ke pulau-pulau terujung di Semporna, Sabah, Malaysia. Perjalanan ini berlangsung dari tanggal 7 hingga 9 Agustus 2024, sebagai bagian dari Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional Batch 2. Dua mahasiswa PBA yaitu Rif’an Ali Hafidz dan Muhammad Judullah Al Haqiqi yang juga masuk dalam peserta KKN ini ditemani oleh rekan-rekan dari jurusan lain, seperti Manidaus Sangadah dari Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Dwi Bagas Yudhisthira dan Zahrotul Jannah dari Ekonomi Syariah, serta Ulda Tri Apriliawan dari Perbankan Syariah.

Misi dakwah ini dilakukan di pulau-pulau yang terletak di perbatasan Malaysia dan Filipina, seperti Pulau Dinawan, Pulau Mabul, Pulau Selakan, Pulau Sebangkat, dan Pulau Bum-Bum. Daerah ini dihuni oleh masyarakat Bajao, suku nomaden yang hidup berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Mayoritas dari mereka tinggal di atas kapal dan hidup dari hasil laut. Tantangan dalam perjalanan ini tidaklah ringan, para peserta harus menempuh perjalanan lebih dari dua jam setiap kali berpindah pulau, menghadapi ombak besar, hujan, dan badai.

Ketua NGO Semporna Prihatin, Cik Hasan Unus, bersama Ustaz Johari dari Pejabat Agama Semporna, dan mahasiswa dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) serta Universiti Teknologi MARA (UiTM), turut mendampingi mahasiswa UIN SAIZU dalam misi ini. Program dakwah yang dilakukan meliputi kajian Islam, pelatihan kepengurusan jenazah, serta mengajar mengaji kepada anak-anak kampung di setiap pulau.

Kehadiran Rif’an Ali Hafidz dan Muhammad Judullah Al Haqiqi di tengah masyarakat Bajao tidak hanya mengajarkan ilmu agama tetapi juga berusaha memahami kehidupan unik masyarakat yang sangat bergantung pada alam dan laut. Bagi Rif’an dan Judullah, pengalaman ini bukan hanya tentang menyebarkan ajaran Islam, tetapi juga belajar dari keteguhan iman masyarakat Bajao yang hidup dalam kondisi serba terbatas. Program ini tidak hanya memperkuat keterampilan dakwah para mahasiswa, tetapi juga memperkaya pengalaman mereka dalam menghadapi tantangan hidup di lingkungan yang keras. Semangat mereka dalam melintasi lautan dan menghadapi cuaca buruk demi menjalankan misi dakwah adalah cerminan dari dedikasi dan komitmen yang tinggi. Melalui kegiatan ini, mahasiswa UIN SAIZU Purwokerto menunjukkan bahwa batasan geografis tidak akan menghalangi mereka untuk berbagi ilmu dan kebaikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *